"BUNYI ALARM"


Baca: 2 Tawarikh 16:7-14


… sebab memang ia sangat marah terhadap dia karena perkara itu. Pada waktu itu Asa menganiaya juga beberapa orang dari rakyat. (2 Tawarikh 16:10)



Bacaan Alkitab Setahun: 

2 Tawarikh 28-30



Bayangkan sebuah rumah yang dilengkapi dengan alarm tanda kebakaran. Artinya alat tersebut pasti akan berbunyi keras apabila ada tanda-tanda asap liar di dalam ruangan. Jikalau hal itu terjadi—alarm berbunyi—apakah tindakan tepat sang penghuni rumah? Menutup telinga sajakah? Memukul alat itu sampai rusakkah? Lari menjauh menghindari berisiknya suarakah? Atau ikut berteriak karena marahkah? Pasti tidak. Ia akan segera mencari sumber datangnya asap. 


Sebenarnya Asa terbilang raja Yehuda yang baik (2Taw. 14:2). Banyak pembaruan dilakukannya (2Taw. 15). Sayangnya, tatkala menghadapi serbuan musuh, yakni bangsa Aram, alih-alih bersandar pada Tuhan ia mengandalkan kelihaian strateginya sendiri (2Taw. 16:1-3). Pelihat Hanani datang menegurnya (ay. 7-8). Bukannya bereaksi secara tepat atas perasaan sakit hatinya menerima teguran itu, Asa malah memenjarakan sang nabi—bahkan menganiaya rakyat yang tak bersalah juga (ay. 10). Sejarah mencatatnya sebagai kesalahan fatal Asa. 


Setiap orang memiliki reaksi emosional atas sesuatu. Entah berupa perasaan marah, malu, sedih, kecewa, jengkel, dukacita, takut, atau sakit hati, dan lain sebagainya. Tak ada yang salah dengannya. Perasaan adalah karunia Tuhan yang berfungsi semacam alarm yang memberitahu kita akan adanya masalah atau malah ancaman bahaya. Jadi, manakala “alarm” emosi itu sedang berbunyi, carilah sumber masalahnya untuk menemukan solusi yang tepat. Jangan seperti Asa—melakukan tindakan yang menyimpang sini-sana dari yang semestinya.



MASALAH DAPAT MEMBANGKITKAN EMOSI.

NAMUN TAK BOLEH DIHADAPI DENGAN EMOSI,

MELAINKAN DENGAN AKAL BUDI.